Serba hijau di perkebunan teh Kayu Aro
Perkebunan Teh Kayu Aro memiliki beberapa keistimewaan, antara lain: pertama, merupakan perkebunan teh tertua di Tanah Air dimana sudah ada semenjak masa penjajahan kolonial Hindia Belanda tahun 1925. Kedua,
perkebunan ini tersebut merupakan yang terluas dan tertinggi kedua di
dunia setelah Perkebunan Teh Darjeeling yang ada di India. Perkebunan
Teh Kayu Aro memiliki luas sekira 2,500 hektar dan berada di ketinggian
1.600 m dpl. Ketiga, teh yang ditanam di Perkebunan Teh Kayu
Aro adalah teh ortodox atau yang lebih dikenal dengan nama teh hitam
dimana merupakan teh berkualitas tinggi.
Proses pengelolaan daun teh di
Perkebunan Teh Kayu Aro hingga kini masih menggunakan cara konvensional.
Serbuk-serbuk teh tidak menggunakan bahan pengawet atau bahan pewarna
tambahan. Bahkan, untuk menjaga kualitas teh hitam terbaik, pekerja
dilarang untuk menggunakan kosmetik ketika mengolah teh. Cita rasa dan
aroma teh ortodox yang dihasilkan di perkebunan ini berkualitas di
dunia, jadi tidak heran jika teh kayu aro menjadi teh kegemaran Ratu
Inggris dan Ratu Belanda pada massanya.
Perkebunan Teh Kayu Aro didirikan oleh
Perusahaan Belanda bernama Namlodee Venotchaat Handle Verininging
Amsterdam sejak 1925. Tahun 1959, melalui PP No. 19 Tahun 1959
perkebunan ini diambil alih Pemerintah Republik Indonesia pengawasan dan
pengelolaannya dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI).
PTPN VI hingga kini yang melakukan perawatan, pemeliharaan tanaman,
pemetikan pucuk teh, pengolahan di pabrik, sampai pengemasan dan
pengeksporan ke berbagai negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar